Iklan-Iklan
Jet Li
Li Lianjie/Jet Li ...
Lima Tahun lalu, pada pengujung tahun, terjadi
bencana alam besar, salah satu bencana terparah
dalam 100 tahun terakhir. Tsunami yang berawal
dari Aceh itu menyebabkan ratusan ribu jiwa
melayang, miliaran rupiah harta benda hanyut.
Dahsyatnya gelombang itu tidak hanya dirasakan
oleh penduduk di Aceh, tetapi juga hingga ke
seberang lautan.
Oleh : Joice Tauris Santi.
Lahir : Beijing, 26 April 1963
Karier :
- Mulai belajar wushu pada umur 8 tahun
- Atlet wushu anggota Beijing Wushu Team
- Mulai main film laga China pada usia 16 tahun
- Mulai main film Hollywood, "Lethal Weapon", 1998
- Film Terbaru : "The Expendables", 2010.
Istri : Huang Qiuyan, sesama anggota tim wushu Beijing dan
pemeran pembantu dalam film "Kids from Shaolin".
Mereka bercerai tahun 1990 dan memiliki dua anak perempuan. Tahun 1999
Jet Li menikahi Nina Li Chi, artis Hongkong kelahiran Shanghai.
Mereka punya dua anak perempuan, Jane (lahir 2000) dan Jada (2002)
Kewarganegaraan : China, Amerika Serikat, Singapura.
Lima tahun lalu, artis terkenal Jet Li menghabiskan liburan akhir tahun bersama keluarga
di Maladewa. Nyawanya nyaris melayang karena hotel yang ditempatinya juga tersapu ombak
besar. Peristiwa itu mengubah hidup banyak orang, termasuk Jet Li.
Nama Li Lianjie mungkin tidak banyak dikenal. Orang lebih mengenalnya sebagai Jet Li.
Orang juga lebih mengenalnya sebagai bintang laga layar lebar, baik sebagai jagoan dalam
film silat klasik seperti Once upon a Time in China, Shaolin Temple maupun film Hollywood
seperti Romeo Must Die dan Lethal Weapon. Belum banyak juga yang mengenal yayasannya, One
Foundation.
Bicara soal filantropi sang bintang, semuanya diawali dari kejadian tsunami dahsyat yang
bermula di Aceh tahun 2004. Kekuatan alam nan dahsyat itu juga mengguncangkan Jet Li yang
ketika kejadian tengah berada di kepulauan Maladewa.
Keluarganya berharap menghabiskan libur akhir tahun di kepulauan dengan pemandangan indah
itu. Tetapi, yang terjadi adalah sebaliknya.
Berita yang beredar bahkan menyebutkan bahwa Jet Li ikut tewas tersapu tsunami itu.
Untunglah dia hanya menderita luka yang tidak berat di kaki yang terantuk meja yang
terapung-apung ketika sedang berupaya menyelamatkan putrinya, Jane, yang ketika itu berusia
4 tahun. Keduanya sedang bersenang-senang di kolam renang yang terletak tidak jauh dari
bibir pantai ketika tsunami dahsyat itu juga menghampiri Maladewa.
Jet Li mengenang, ombak datang bergulung-gulung. "Ketika saya melihat ke belakang, segala
sesuatu yang saya lihat beberapa menit lalu sudah lenyap. Semuanya seolah tertelan lautan.
Rumah-rumah roboh. Saya terus berlari dengan air yang mencapai mulut saya, " ujarnya.
Dia merasa berada dalam hidup dan mati saat itu.
"Saya berpikir, jika air naik lagi, apa yang harus saya lakukan. Saya saat itu membawa anak
saya dan menarik pengasuhnya," kenang Jet Li
Akhirnya Li dapat kembali ke hotel nya dengan selamat. Kejadian itu menyebabkan 82 orang di
Maladewa tewas, 26 orang hilang, dan 8,352 orang kehilangan tempat tinggal.
Jet Li langsung merogoh koceknya dan menyumbangkan 158,000 dollar AS bagi para korban
bencana.
Dia juga mengatakan bahwa pada 26 Desember itu merupakan waktu yang menentukan hidupnya.
Dia menjadi lebih berani. "Beberapa hal yang tidak berani saya lakukan pada masa lalu
sekarang berani saya lakukan," ujarnya.
Kejadian yang menyebabkan ribuan nyawa melayang, ribuan bangunan rusak, ribuan anak menjadi tak berayah ibu itu mengetarkan hati Jet Li. Ia semakin aktif dalam kegiatan-kegiatan amal.
Sejak Januari 2006 Jet Li terpilih menjadi duta besar filantropi Masyarakat Palang Merah China. Ketika itu, dia sekaligus menyumbangkan dana sebesar 500.000 yuan atau 62.500 dollar AS atau sekitar Rp. 600 juta ke Proyek bantuan konsultasi psikologis Palang Merah China.
Uang tersebut berasal dari sebagian penghasilannya dari film Fearless.
YAYASAN AMAL...
Jet Li semakin terlibat dalam kegiatan amal. Dia lalu mendirikan sebuah lembaga nirlaba,
One Foundation, pada April 2007. Dasar Pemikiran Jet Li sederhana. Menurut dia, jika
satu orang menyumbangkan 1 Yuan atau 1 dollar perbulan, sumbangan itu akan memiliki daya
yang dahsyat untuk membantu dan menyelamatkan orang.
Formula tersebut dituliskan dengan "1 orang + 1 yuan/1 dollar + 1 bulan = keluarga besar".
Ketika kita menggabungkan kekuatan donasi, kita yakin bahwa banyak keluarga yang kurang
beruntung akan dapat menerima bantuan yang mereka perlukan, " ujar Jet Li yang ayahnya
meninggal ketika dia berusia 2 tahun. Tidak mungkin mengharapkan sumbangan dalam jumlah yang besar dari segelintir orang. Dia lebih suka melibatkan banyak orang yang memberikan
sumbangan dalam jumlah sedikit. Satu Yuan China setara dengan Rp.1400.
Sebenarnya di China ada budaya memberi yang sangat kuat. Ajaran falsafah China mengatakan
bahwa kebahagiaan akan datang jika seseorang banyak membantu orang lain dan kebaikan akan kembali dibalas dengan kebaikan. "Namun, sayangnya, dalam 100 tahun terakhir ini China
sangat miskin dan seolah melupakan hal memberi ini." Ujarnya...
Dengan perekonomian China yang semakin kuat dan kesejahteraan yang semakin meningkat,
Jet Li yakin budaya memberi ini akan dapat diangkat kembali.
Yayasan amal yang didirikan Jet Li banyak bekerja sama dengan Palang Merah China. Berdasarkan
data statistik, China merupakan salah satu negara yang menderita banyak sekali bencana.
Rata-rata hampir 200 juta orang terkena dampak bencana alam dan hampir 60 juta orang
memerlukan bantuan setiap tahun. Sejak mendirikan One Foundation, Jet Li Sudah terlibat setidaknya dalam tujuh upaya pemulihan bencana di China. Selain bergerak di China, One Foundation juga bekerja sama dengan berbagai yayasan amal sejenis.
Yayasan amal itu diantaranya adalah the Climate Group yang diwakili mantan Perdana Menteri
Inggris Tony Blair. One Foundation dan The Climate Group bekerja sama mempromosikan
penggunaan panel matahari untuk menerangi desa-desa. Panel Surya itu akan diberikan di 1000
desa di China, Afrika dan India.
Dalam proyek berjangka lima tahun itu, akan dilibatkan 400 desa di China dalam 2 tahun
pertama dan 600 desa di China, India, serta negara-negara Afrika ke dalam tahap kedua.
Selain dengan Brown, Jet Li juga bekerja sama dengan yayasan To Be Number One yang diketuai oleh Putri Thailand, Ubol Ratana Ratchakaya Sirriwattana Pannawadi. Kedua yayasan tersebut
sepakat untuk bergabung dan memperbaiki nasib kaum muda yang menderita berbagai penyakit mental.
Jet Li kelak mungkin tidak hanya dikenang sebagai aktor laga, tetapi juga seseorang yang sangat mau mengulurkan tangan untuk orang lain. (Washington Post, Situs one foundation)
0 komentar: